Sabtu, 06 Juni 2009

Mengatasi Perasaan
















Dapatkah Anda mengesampingkan pelanggaran-pelanggaran yang telah orang lakukan pada Anda dan menyerahkan diri Anda sepenuhnya kepada Tuhan....?
Sulit ya, tapi dapat dipelajari, dan benar-benar indah rasanya jika sudah dapat melewati tahapan ini. Atik bukan dilahirkan menjadi orang sabar, malah ada kecenderungan pendendam. Prinsipku, kalau orang baik aku balas baik, kalau orang buat aku sakit hati aku balas 2x lebih jahat.
Hingga suatu kesempatan, aku ikut suatu acara Gereja dengan tema 'Pengampunan'. Pengkhotbah itu berkata: "Kalau kita disakiti orang memang kita merasa hati kita sakit, tetapi kalau kita berkata 'aku tidak akan mengampuninya' ; itu kita membuat tambah dalam luka kita sendiri. Memang orang yang menyakiti kita salah, tapi itu tidak perlu dipikirkan terlalu dalam. Yang penting jangan kita sendiri yang buat luka itu tambah dalam. Rugi sendiri to."
Pada waktuNya, Tuhan akan menyelaraskan 'perasaan-perasaan tidak enak' kita dengan 'pilihan-pilihan benar' yang kita ambil, sehingga kita akan mulai mengecap buah pengampunan yang penuh damai sejahtera.
"Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehNya." (Ibrani 12:11)

Kamis, 30 April 2009

Ulang Tahun ke 3 Raphael
















Menjadi ibu menurutku adalah perjuangan; memperjuangkan kesabaran, ketulusan, kerendahanhati, kejujuran, hingga fisik. Ini adalah sekelumit kisah kebanggaan kecil seorang ibu hehehe.
Tanggal 28 April 09 kemarin adalah hari ulangtahun ke 3 anakku Raphael. Sebagai orangtua, kami memutuskan untuk mengadakan perjamuan sederhana, mengundang handai-tolan yang dekat. Ternyata tidak semudah yang anda pikirkan, karena ini di timor. Semua persiapan, dari kue, masak makanan berat, ringan, souvenir, acara, hias ruang harus dikerjakan sendiri. Ya lumayan juga sejak 3 hari sebelum hari H, kami mulai mempersiapkan diri.
Pada hari H nya, dari pagi sampai sore rasanya cepat sekali, kerja tidak pernah selesai-selesai, capeknya badan sudah tidak sempat dirasa. Akhirnya saya menyerah, saya sudah berusaha.
Mulai jam 6 sore, tamu mulai datang. Senang sekali, ternyata dari anak-anak hingga yang berusia senja dapat menikmati suasananya. Bayangkan acara ini dihadiri hingga 4 generasi; dari Angkatan Po Thai, Po Kung Rafel, Papa Mama sampai ke Rafel. Mungkin saja resep panjang umur didapat di timor ya. Ko Ahoi berujar dengan gaya khasnya:" Tidak sia-sia capeknya". "Yang penting usahanya, hasilnya terserah Babe,bukan aku yang tentukan." ujarku.
Waktu acara favorit ku dan Rafel, acara buka kado, Rafel bilang: " Ma, Fael senang sekali." Aku iseng bertanya: " Fael, umpamanya mama pergi jauh tinggalin papa, Fael mau ikut siapa?" Rafel langsung jawab: "Fael ikut dua-duanya."
Sekedar sharring untuk teman-teman; kadang kita merasa sudah berusaha sebaik mungkin, tapi kenapa to dia berbuat begitu, atau kenapa to dia tidak berubah tetap acuh tak acuh; ya mungkin saja itu yang harus diperjuangkan. Biar hasilnya Babe yang menentukan. Perjuangan untuk tetap mempertahankan cinta kasih dalam keluarga yang diberkati itu tidak mudah, hanya buahnya pasti sangat indah dan manis, karena pasti Bapa berkehendak demikian.





Jumat, 10 April 2009

Piknik di Kali Noemuti
















Bayangkan pernah anda bersantai hari minggu bersama keluarga, mandi di kali, cuci mobil di kali, sambil menunggu daging panggang matang, lalu bersantap di pinggir kali nan bersih... Wuihhh, asyik sekali, hehehe mari jalan-jalan ke timor, ajakan ini bisa dianggap advertisement.

Rabu, 08 April 2009

Anak adalah Cermin Diri Kita











Aku yang dulu gak suka-suka sekali anak, "merepotkan" dipikiranku. Yang mengubah semua ya waktu hamil dan melahirkan, mukjizat-mukjizat kecil banyak meluruskan pola-pola berpikir, kembali ke jalan yang benar hehehe.
Ada sharing sedikit dari teman yang bilang: "Bukan saya tidak mau memeluk Papa di masa tuanya, tapi memang saya tidak pernah diajari untuk memeluk Papa dari saya kecil."
Ada juga teman yang tiap ret-ret diorder menulis tentang papanya, yang dikumpulkan hanya halaman kosong.
Ada yang sangat beruntung punya Papa yang baik, berani bilang: " Papaku di dunia saja begitu baik, apalagi Papaku di Surga. Kenapa aku takut menghadapi kematian?"
Anak bagai lembaran putih yang kita tulis, kita tulis dengan karakter dan keseharian kita. Kalau mau anak jujur ya jujurlah kita dalam berkata dan berlaku, kalau mau anak halus budi bahasanya ya belajarlah begitu. Anak adalah cermin kita, alangkah indahnya ya Tuhan berencana, amat baik adaNya. Hidup tidak ada yang sempurna, salinglah bercermin, salinglah menyempurnakan, hidup cuma sebentar, jangan sia-siakan waktu yang ada ya....










Kamis, 29 Januari 2009

Imlek di Timor






Timor memang unik, keunikan itu juga terasa saat Tahun Baru Imlek. Hari ini menjadi spesial bagi para orang tua, dengan saku penuh kertas merah, menanti kedatangan anak-anak yang memberi selamat, semoga panjang umur.
Pagi-pagi papa mertuaku sudah duduk di teras dengan baju rapi, menanti anak dan cucunya datang. Suasana senang bercampur haru terasa, karena mama sudah tidak bisa bersama-sama lagi. Ya begitulah dunia, ada yang datang ada yang pergi, tidak ada yang sempurna...
Saya bersama suami dan anak, berangkat ke atambua, sekitar 60 km dari kota kami. Ada popoku disana menunggu. Popoku masih terlihat cantik, di usia ke 75. Hari ini rata-rata keluarga berkumpul bergembira, ditandai dengan makan bersama, dan kue penuh di meja, tantangan berat bagi yang sedang berdiet.
Mengharukan sekali, ada 1 keluarga besar dengan 10 anak, semua anak bisa berkumpul untuk ibu nya, padahal ada juga yang tinggal di jawa, khusus cuti untuk bisa datang berkumpul.
Setelah atambua, pukul 14.00 kita berangkat ke Wini, kota pantai dekat Timor Leste. Ada Ji Kui dan Ji Leang, 2 orang tua bersaudara kandung yang sedang sakit. Kami yakin, mereka senang dengan kedatangan kami. Dari mata terpancar ada kebahagiaan, ada keletihan, ada kepahitan, ada kehampaan, ada kasih sayang, mungkin begitu ya orang menjelang tutup usia, asam garam yang dirasakan sudah banyak.
Kalau boleh sedikit mengambil kata orang bijak: "Hidup ini cuma sebentar saja, jangan buang-buang waktu mengurusi kemarahan dan kebencian dalam hati kita, cepat ambil tindakan untuk mengampuni dan mengasihi. Ketulusan dan kesabaran itu tidak usah tunggu buahnya yang manis, memang sudah terasa manisnya..."

Sabtu, 17 Januari 2009

My Simply Life










Tak tahulah aku, berkat atau bencana yang membawa aku tinggal di kefamenanu sebuah kota kecil yg sekarang lampu merahnya ada 2, hehehe kemarin cm 1 mana sering matinya daripada hidupnya. Tidak ada mal hanya ada pasar. Pesan sponsor: Bagi para suami yang mengeluh istrinya boros, mari pindah ke kefamenanu.
Hidupku mengalir dari jam 7 pagi buka toko, urus anak dan suami, kadang-kadang pas mood baik ya masak, olahraga mengepel lantai, tutup toko jam 6 malam, main-main sama anak trus tidur. Begitu tiap hari, sampai kapan pas senggang jalan-jalan ke kupang atau atambua.
Hari minggu, kita piknik ke kali noemuti, airnya bening , tidak seperti sungai-sungai di jawa. Bakar ikan atau daging hanya dengan bumbu garam, terasa nikmat sekali, jauh lebih enak daripada ikan bakar restoran ternama hehehe.
Kehidupan di kefa begitu kental kekeluargaannya. Acara pernikahan, lamaran, tunangan, sambut baru anak, hingga acara duka meninggalnya sanak keluarga; dijadikan acara bersama, sama-sama bantu masak, atur kursi, buka tenda, hingga buat lubang kubur. Memang profesi Event Organizer tidak akan laku di kefa sini.
Disisi lain ada juga segi negatifnya, ya namanya hidup ya tidak ada yang sempurna ya :-> Kadang karena 1 kota kenal semua, jadinya rawan gosip dan tidak ada privasi. Mau buat aneh-aneh sedikit, belum sehari sekota udah tahu semua hehehe. Ya baik juga ding, biar buat dosa jadi lebih takut.
Hidup yang simple-simple aja kayaknya yang paling enak, gak capek, baik buat jantung, buat awet muda. Katanya Gus Dur: " Kok gitu aja dibikin repot"
Menurutku, kalau mau merasakan kasih Keluarga Kudus di Surga ya harus mulai dari sekarang dan dari diri kita, gak usah tunggu sampai nafas putus dulu. Pulanglah, kasihilah dengan lebih orang terdekat di rumahmu.






Jumat, 02 Januari 2009

Anak adalah Berkat











Setelah menikah 3 September 2005, puji Tuhan saya langsung hamil. Walau lumayan juga perjuangan penyesuaian hidup baru dengan suami, tapi saya percaya semua dalam campur tangan Tuhan.
Tanggal 28 April 2006, Athans Raphael Nauolim lahir dengan sehat dan ganteng. Waktu lahir yang menemani mamaku, karena persalinan lebih cepat dari jadwal, suami masih dalam perjalanan ke Semarang.
Sebagai ibu baru, saya banyak bertanya dengan mama saya. Mamaku memang panutan seorang ibu; tulus dan sabar; nyambung sama siapa aja, mau itu anak kecil, dewasa, orang tua, kok bisa ya.. I love u mum!!
Tanggal 27 Agustus 2008 anak ke dua lahir. Padrypio Michella Nauolim, cantik dan sehat. Kelahiran ke dua ini, suami yang mendampingi, hehehe ternyata kaget juga. Tapi kelihatan beda sekali, jd tambah sayang. Malam selalu suami yang bangun kasih susu. Terimakasih ya sayang hehehe....